Pages Navigation Menu

Berdaya, Berbudi, dan Berilmu

Ads

Olah Vokal Dalam Public Speaking; Apa Pentingnya?

Olah Vokal Dalam Public Speaking; Apa Pentingnya?

Pernah mendengar siaran radio dimana penyiarnya begitu piawai membawakan acaranya? Dengan kekuatan vokalnya, dia bisa memvisualkan sebuah peristiwa dan menyampaikannya dengan sempurna kepada pendengar. Pendengar mampu merasakan kegembiraan yang dirasakan si penyiar pada saat menyampaikan informasi tentang sebuah konser musik misalnya. Pun, pendengar bisa turut tersedu sedan seiring penyiar menyampaikan berita duka.

Meski tak melihat langsung wajah sang penyiar, suaranya sanggup menghipnotis pendengar. Pertanyaannya, mengapa bisa begitu? Ya, itulah kekuatan dari suara atau vokal. Sampai di sini pahamkan, mengapa vokal itu penting diolah dengan baik dan dilatih oleh seorang pembicara publik? Nah, dalam tulisan ini, kita akan belajar apa dan bagaimana proses melatih vokal agar terdegar nyaman dan menyenangkan ketika mendengarnya.

Vokal berasal dari bahasa latin, yaitu ‘vocalis’, yang berarti berbicara atau bersuara. Sedangkan tekhnik vokal dapat diartikan sebagai sebuah cara untuk memproduksi suara yang baik dan benar. Dengan cara dan tekhnik tertentu, suara yang dihasilkan akan terdengar jelas, indah, dan berkharisma. Berikut ini beberapa hal terkait vokal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh seorang pembicara untuk meningkatkan kualitas public speakingnya.

Pertama, melatih artikulasi. Hal ini terkait dengan cara mengucapkan kata agar terdengar dengan jelas. Kita bisa melatih dengan melafalkan huruf vokal A, I, U, E, O. Menyebut huruf A dengan cara membuka mulut agak lebar, huruf I menarik kedua pipi ke sisi kanan dan kiri seperti orang tersenyum. Huruf U dengan memonyongkan bibir, huruf E hampir mirip dengan pelafalan huruf I, sedangkan huruf O serupa dengan huruf U, tapi dengan mulut sedikit terbuka. Latihan artikulasi juga sekaligus melatih kelenturan bagian wajah kita.

Selain itu, perlu juga melatih lidah agar lentur, contohnya dengan melafalkan urutan huruf seperti L, R, S, T, dan Z dengan cepat. Dapat juga melatih dengan menyebutkan kata perkata, contoh: potensial, profesional, transmigrasi, dan kata lain yang dianggap sulit dalam pengucapannya. Dengan membiasakannya, sebuah kata akan terdegar jelas dalam penyebutannya.

Mau berlatih artikulasi sekaligus berhadiah pahala? Ini rahasianya. Selain dengan cara di atas, kita bisa membaca ayat-ayat kitab suci, yaitu dengan membacanya bersuara dengan pelafalan yang benar. Pada saat membaca al-Quran misalnya, ketika pengucapan (makhorijul huruf) dilakukan dengan benar, maka secara tidak langsung, pada saat bersamaan kita juga melatih artikulasi. Lakukan itu berulang-ulang dengan kesungguhan dan kebahagiaan.

Kedua, perhatikan intonasi. Vokal pembicara akan terdengar menarik, dan bahkan dapat mempengaruhi audiens dengan memainkan tinggi dan rendah suaranya. Tentu disesuaikan dengan pesan yang disampaikan. Intonasi, dengan meninggikan suara pada bagian tertentu memungkinkan pembicara untuk menunjukkan kepada audiens bahwa pesan yang diberikan penekanan itu penting. Sementara suara lirih pelan dapat dimaksudkan untuk menarik perhatian mereka.

Intonasi yang tepat sesuai pesan yang ingin disampaikan menjadikan sebuah presentasi memiliki irama, tidak monoton. Sehingga audiens yang mendengarkan, selain mampu menangkap pesan dengan baik, juga dapat terhanyut dalam suasana presentasi yang diciptakan oleh pembicara. Misalnya, ketika seorang pembicara bercerita sebuah kisah menyentuh, tentu kesan haru tidak akan dirasa oleh audiens jika pembicara menyampainannya dengan suara yang datar-datar saja.

Ketiga, latih pernafasan. Kedua hal di atas, artikulasi dan intonasi dapat semakin sempurna dengan melatih pernafasan. Latihan pernafasan membantu pembicara menghasilkan suara yang bertenaga tanpa harus berteriak ketika mengucapkan kata. Dengan kemampuan mengatur pernafasan secara baik, pembicara tidak mudah kehabisan suara, karena sumber suara berasal dari pernafasan perut. Pun suaranya akan terdengar bulat dan tidak ‘cempreng’.

Lalu bagaimana melatihnya? Kita bisa meniru seorang penyanyi dalam latihan pernafasan, tapi tentu tak harus sesempurna mereka. Tapi jika ingin semakin mantap, hal itu perlu dipertimbangkan untuk dicoba. Nah, begini latihan sederhananya, yaitu dengan pola: tarik, tahan, hembuskan. Jadi, tarik nafas dalam-dalam, sampai perut terasa maju kedepan. Sebagai penanda, Anda bisa letakkan telapak tangan di atas perut. Tahap kedua ditahan, selanjutnya dihebuskan secara berlahan-lahan.

Ada banyak pola hitungan untuk tarik, tahan, dan hembuskan. Misalnya latihan pernafasan 1 banding 1, caranya, tarik nafas 7 detik, tahan 1 detik, hembuskan 7 detik. Pola lain misalnya, 3-1-5 (tarik 3, tahan 1, hembuskan 5). Level pola bisa dinaikkan secara bertahap, misalnya menjadi 5-2-10, dan seterusnya. Pada saat menghembuskan nafas bisa divariasikan dengan menambahkan suara mendesis (bunyi sssssssssss) atau sambil menyebutkan huruf R (bunyi eeerrrr).

Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melatih vokal bagi seorang pembicara. Bagaimana, Anda siap melatihnya? Atau bagi sahabat-sahabat yang punya pengalaman dalam melatih vokal agar terdengar jelas, indah, dan berkharisma, yuk berbagi ilmunya di kolom komentar. Semoga kita bisa sukses berjamaah. Terimakasih dan selamat berlatih.

Salam Powerful…!

Julmansyah Putra

Yuk lanjut silaturahmi di instagram saya @motivapicture dan di facebook Julmansyah Putra

Ads

Leave a Reply

%d bloggers like this: