Rahasia Percaya Diri Bicara Di Depan Publik

Menurut sebagian orang yang terbiasa berbicara di hadapan orang banyak, rasa takut, gerogi, demam panggung mungkin sudah jarang dirasakan. Kenapa saya menyebutnya jarang? Sebab, terkadang rasa gerogi tetap saja bisa timbul sewaktu-waktu, rasa itu tidak sepenuhnya hilang, mungkin hanya berkurang saja. Dan bukankah setiap momentum bicara itu juga berbeda-beda, situasi, audiens, tempat, dan sebagainya berbeda. Tentu tantangannya juga berbeda. Itulah yang memungkinkan rasa gerogi itu tetap selalu ada.
Bereda dengan mereka yang tidak terlatih bicara di depan umum. Rasa takut itu akan menghalangi untuk tampil ‘menunjukkan dirinya’. Padahal, kesempatan berbicara adalah momentum bagi seseorang untuk dikenal oleh orang lain. Misalnya, jika kamu seorang pengusaha, jika tak bicara bagaimana menjual bisnismu? Dan sebagainya.
Alasan takut tampil bicara di muka umum bisa beragam. Jawaban yang biasa muncul ketika ditanya mengapa anda takut bicara, misalnya; malu, nanti ditertawakan, takut salah bicara, tidak percaya diri, tidak punya bahan, takut lupa, dan lain sebagainya.
Semua jawaban itu adalah sesuatu yang berada dalam pikiran kita. Nanti beginilah, takut itu, ga pede-lah, merupakan prasangka diri sendiri yang akhirnya membelenggu pikiran. Nah, pikiran-pikiran negatif itulah yang kemudian akan menjelma dalam reaksi secara fisik. Maka tak heran, rasa takut itu menjelma dalam tubuh yang berkeringat, gemeteran, nafas jadi pendek-pendek, panik, bahkan ada yang kebelet pipis. Semua itu merupakan buah dari prasangka negatif dalam pikiran. Padahal belum tentu itu akan terjadi. Itu adalah ketakutan yang kita buat sendiri.
So, bagaimana caranya mengalahkan rasa takut untuk bicara di depan publik? Sehingga seribu persen kita bisa percaya diri. Dalam tulisan ini saya akan berbagi tiga rahasianya. Jika dengan penuh kesunggughan kamu praktekkan, mudah-mudahan kamu akan menjadi pemenang dari rasa takutmu.
Pertama, karena muasal dari rasa takut itu adanya dalam pikiran, maka yang perlu kita lakukan adalah mengubah pikiran negatif menjadi positif. Biasanya, saya membayangkan manfaat yang didapat ketika berani bicara. Contohnya, saya akan dikenal, ketika saya dikenal maka kesempatan mendapat peluang sukses lebih besar. Sebab, saya meyakini, bahwa ahli tapi tidak dikenali akan sia-sia. Siapa yang akan memakai jasa kita atau menawarkan sebuah peluang untuk meraih kesuksesan jika tidak ada tau apa keahlian kita.
Tentu saja tidak semudah itu menggeser pikiran negatif agar menjadi positif, hanya dengan membayangkan manfaat yang akan didapat. Butuh proses yang terus-menerus. Pun, sesekali kita perlu meminta semangat dari orang-orang terdekat agar percaya diri semakin kuat. Ingatlah bahwa kita tidak hidup sendiri di dunia ini, kita selalu membutuhkan orang lain untuk menolong masalah kita.
Kedua, setelah kita belajar merubah prasangka negatif menjadi positif. Langkah selanjutnya adalah memaksimalkan persiapan dan latihan. PAda saat ada yang mengundang untuk mengisi pelatihan, saya bertanya beberapa hal sebagai bahan persiapan, seperti siapa audiensnya, pendidikannya, usianya, gendernya, tempat acara, durasi yang diberikan kepada saya, dan sebagainya.
Langkah Ini membantu saya mendesain isi materi berikut metode atau teknik delivery materi tersebut. Tentu saja ini membantu saya dalam proses latihan, saya jadi bisa membayangkan bagaimana pelatihan itu akan berlangsung nantinya. Jika ini saya lakukan berulang-ulang, rasanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Percaya diri akan tumbuh seiring dengan kesiapan kita.
Ketiga, hadir tepat waktu dan bergaul-lah. Setelah melalui dua proses sebelumnya, yaitu merubah pikiran negatif menjadi positif, persiapan dan latihan, maka ini adalah tahap dimana ketika momentum bicara di depan publik itu dilaksanakan. Sebagai pembicara, agar percaya diri semakin meningkat, kita harus hadir tepat waktu, datanglah beberapa menit sebelum acara dimulai, minimal 30 menit sebelumnya.
Datang sebelum acara dimulai memberikan kita kesempatan untuk mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan, misalnya mempersiapkan laptop, mencoba audio, mic, slide materi yang telah kita buat, dan persiapan teknis lainnya. Selain itu, kita juga bisa mempelajari situasi rungan, mulai dari posisi dimana kita akan bicara, tempat duduk audiens dan sebagainya. Dan hal lain yang perlu dilakukan adalah menyapa peserta yang sudah hadir. Bertanya nama, asal, dan hal-hal sederhana lainnya. Sehingga pada saat tampil bicara, kita sudah memiliki beberapa sahabat baru yang dengan keramahan kita mereka siap menjadi pendukung dan pendengar yang baik selama acara berlangsung. Dengan begitu percaya diri itu juga akan semakin kuat.
Nah, itulah tiga rahasia agar kita tampil percaya diri bicara di depan publik. Percaya diri akan membantu pesan atau materi yang kita sampaikan akan mudah diterima oleh audiens. Ingatlah, ketika kita enjoy, rileks, dan gembira saat tampil bicara, aura itu akan menular kepada mereka, pendengar akan turut menikmati pertunjukkan kita. dan tentunya akan selalu mengingat Anda. Selamat mencoba.
Salam Powerful…!
Julmansyah Putra
Yuk lanjut silaturahmi di instagram saya @motivapicture dan di facebook Julmansyah Putra
No Comments
Trackbacks/Pingbacks