Pages Navigation Menu

Berdaya, Berbudi, dan Berilmu

Ads

Tuhan Ada, Kita Yang Kemana Aja

Tuhan Ada, Kita Yang Kemana Aja

Terkadang, dalam beberapa peristiwa buruk yang kita alami, menyalahkan Tuhan adalah hal yang sering terjadi. Tuhan kenapa begini, Tuhan kenapa harus aku, bahkan kadang malah meragukan keberadaan-Nya.

Padahal, Tuhan itu ada, bahkan sangat dekat. Lalu kenapa kadang saat tertimpa musibah kita ‘menyalahkan’ Tuhan? Merasa Tuhan tidak hadir untuk hidup kita. Nah, jika Sabahat sedang berada pada kondisi ini, baiknya simak kisah si tukang cukur yang ragu adanya Tuhan ini sampai habis.

Begini ceritanya,

Di sebuah barber shop, seorang tukang cukur sedang melayani pelanggannya. Seperti biasa, sambil melakukan tugasnya, si tukang cukur dan pelanggannya asik berbincang santai.

Sampai pada satu titik, obrolan tukang cukur dan pelanggannya mulai berat. Tiba-tiba si tukang cukur mengatakan sesuatu yang tak terduga pelanggannya. ‘saya tidak percaya Tuhan itu ada’, ujar si tukang cukur.

‘Jika Tuhan itu ada, mengapa banyak orang yang kelaparan, orang yang meninggal karena sakit menahun yang tak kunjung sembuh, permusuhan dan kebencian. Bagaimana bisa Tuhan yang disematkan kepadaNya sifat pengasih dan penyayang membiarkan hambaNya menderita?’, kata tukang cukur menjelaskan keraguannya.

Lelaki yang sedang dicukur diam tak merespon apa-apa, mungkin enggan berdebat dan memperpanjang perbincangan itu. Atau dia menghawatirkan kepalanya, sebab jika mendebat dan tukang cukur marah, bagaimana nasib kepala dan rambutnya, pikir si pelanggan.

Setelah selesai dicukur dan membayar jasa tukang cukur, pelanggan itupun pamit dan bergegas pergi meninggalkan tempat itu.

Tapi baru saja pelanggan itu keluar dari barber shop, dia melihat seseorang laki-laki dengan rabut panjang, berkumis dan berjanggut yang juga tidak terawat dengan baik.

Melihat itu, si pelanggan tadi kembali masuk menemui tukang cukur. Kepada tukang cukur itu dia mengatakan; ‘saya tidak percaya kalau di dunia ini ada tukang cukur’. Jika tukang cukur itu ada, mana mungkin ada pria berambut panjang, berkumis, dan berjaggut yang tidak terawat seperti yang ada di duluar sana’, lanjut pelanggan itu sambil menunjuk ke arah pria yang tadi dilihatnya.

‘Begini’, tukang cukur itu berusaha menjawab. ‘jika tuan tidak percaya tukang cukur itu ada, ini saya yang berdiri di hadapan tuan adalah tukang cukur yang baru saja selesai mencukur rambut anda.’

‘Kalau lah ada orang dengan rambut, kumis, dan janggut panjang yang tidak terawat seperti di luar sana, itu bukan berarti tukang cukur itu tidak ada, tapi karena pria itu yang malas dan enggan mendatangi tukang cukur untuk merapihkan rabmbut, kumis, dan janggutnya.’

‘Nah itu dia’, ucap pelanggan dengan sedikit berteriak. ‘Itu dia jawaban dari keraguan anda tentang adanya Tuhan. ‘Bukan Tuhan yang tidak ada, tapi kita yang kemana saja, Tuhan itu dekat, kita yang enggan mendekat’. Pelanggan itu pun pergi menginggalkan tukang cukur yang terdiam malu mendengar penjelasan pelanggannya; Tuhan itu ada, kita yang kemana saja’.

Salam Hangat,

Julmansyah Putra

Ads

Leave a Reply

%d bloggers like this: